Cari

Tuesday, January 3, 2012

Syair Empat Kartu di Tangan

Karya: Taufik Ismail



Ini bicara blak-blakan saja, bang Buka kartu tampak tampang Sehingga semua jelas membayang

Monoloyalitas kami sebenarnya pada uang

Sudahlah, ka-bukaan saja kita bicara Koyak tampak terkubak semua Sehingga buat apa basi dan basa

Sila kami Keuangan Yang Maha Esa

Jangan sungkan buat apa yah-payah Analisa psikis toh cuma quasi ilmiah Tak usahlah sah-susah

Ideologiku begitu jelas ideologi rupiah

Begini kawan, bila dadaku jalani pembedahan Setiap jeroan berjajar kelihatan Sehingga jelas sebagai keseluruhan

Asas tunggalku memang keserakahan.

1998

Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia

Karya: Taufik Ismail
I

Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa Sembilan belas lima enam itulah tahunnya Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia

Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya Kagum dia pada revolusi Indonesia

Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya Dadaku busung jadi anak Indonesia

Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy Dan mendapat Ph.D. dari Rice University Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army Dulu dadaku tegap bila aku berdiri Mengapa sering benar aku merunduk kini

II

Langit langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak, Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala Malu aku jadi orang Indonesia.



III

Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,

Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang curang susah dicari tandingan,

Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,

Di negeriku komisi pembelian alat-alat besar, alat-alat ringan, senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan peuyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk kantung jas safari,

Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal, anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden, menteri, jenderal, sekjen, dan dirjen sejati, agar orangtua mereka bersenang hati,

Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum sangat¬sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar¬besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,

Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak putus dilarang-larang

Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,

Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah, ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang saja sementara mereka kalah, kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,

Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya dengan sepotong SK suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,

Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan, lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,

Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja, fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,

Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat jadi pertunjukan teror penonton antarkota cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor pertandingan yang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,

Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng, Nipah, Santa Cruz, Irian dan Banyuwangi, ada pula pembantahan tarang-terangan yang merupakan dusta terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan, dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai saksi terang-terangan,

Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.



IV

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak, Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza Berjalan aku di Dam, Champs Elysees dan Mesopotamia Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala Malu aku jadi orang Indonesia.

1998

Sunday, January 1, 2012

One Grim Day


The Eye Doctor


Five Plus Five


Teacher: What is 5 plus 4?
Mr. Bean: 9

Teacher: What is 4 plus 5?
Mr. Bean: Are you trying to fool me, you've just twisted the figure, the answer is 6!!

Moral Values

The teacher gave an assignment to her fifth grade class :
Get their parents to tell them a story with a moral at the end of it.

The next day, the kids came back and, one by one, began to tell their stories.

There were all the regular types of stuff: spilled milk and pennies saved.

But then the teacher realized that only Janie was left.
"Janie, do you have a story to share?'

''Yes ma'am. My daddy told me a story about my Mommy. She was a Marine pilot in Desert Storm, and her plane got hit. She had to bail out over enemy territory, and all she had was a flask of whiskey, a pistol, and a survival knife. She drank the whiskey on the way down so the bottle wouldn't break, and then her parachute landed her right in the middle of 20 Iraqi troops.

She shot 15 of them with the pistol, until she ran out of bullets, killed four more with the knife, till the blade broke, and then she killed the last Iraqi with her bare hands.

''Good Heavens,' said the horrified teacher. 'What did your Daddy tell you was the moral to this horrible story?

"Stay away from Mommy when she's drunk."

Weight Loss Plan

A man calls a company and orders their 5-day, 10 lb. weight loss program. The next day, there's a knock on the door and there stands before him a voluptuous, athletic, 19 year old babe dressed in nothing but a pair of Nike running shoes and a sign around her neck. She introduces herself as a representative of the weight loss company. The sign reads, "If you can catch me, you can have me." Without a second thought, he takes off after her. A few miles later huffing and puffing, he finally gives up. The same girl shows up for the next four days and the same thing happens. On the fifth day, he weighs himself and is delighted to find he has lost 10 lbs. as promised. He calls the company and orders their 5-day/20 pound program. The next day there's a knock at the door and there stands the most stunning and beautiful woman he has ever seen in his life. She is wearing nothing but Reebok running shoes and a sign around her neck that reads, "If you catch me you can have me." Well, he's out the door after her like a shot. This girl is in excellent shape and he does his best, but no such luck. So for the next four days, the same routine happens with him gradually getting in better and better shape. Much to his delight on the fifth day when he weighs himself, he discovers that he has lost another 20 lbs. as promised. He decides to go for broke and calls the company to order the 7-day/50 pound program. "Are you sure?" asks the representative on the phone. "This is our most rigorous program." "Absolutely," he replies, "I haven't felt this good in years." The next day there's a knock at the door; and when he opens it he finds a huge muscular guy standing there wearing nothing but pink running shoes and a sign around his neck that reads,"If I catch you, you are mine!!!" He lost 63 pounds that week.
 (Thanks Barbie)

OBROLAN PEJABAT

Ada pejabat Indonesia berkunjung ke Amerika n bertamu ke rumah pejabat Amerika.
 Indonesia :"Rumah elo bagus banget boss!! Gaji elo kan ga segede gini, gimana lo bisa bangun rumah sebagus ini?"
Amerika :"Ikut gua ke balkon. Liat tuh jembatan (nunjuk jembatan)"
Indonesia :"Emang napa tuh jembatan boss?"
Amerika :"10% dana tuh jembatan masuk ke kantong gua boss, makanya gua bisa bangun rumah keren kayak gini."
 Sebulan kemudian gantian pejabat Amerika yg dateng ke tempat si pejabat Indonesia.
 Amerika kaget :"Gila rumah elo bagus banget padahal gaji elo kan lebih kecil dari gua"
Indonesia :"Mau tau? ikut gua ke balkon. Liat tuh bendungan!! "
Amerika bingung,:"Mana bendungannya? "
Indonesia :"Emang kaga ada, kan dana bendungannya masuk kantong gua semua,jadi kaga gua bangun".

Bawahan sedikit

3 orang profesor dari AS, Jerman dan Indonesia mengadakan conference teknologi di Bali, mereka menceritakan hasil penelitian terbaru mereka.
 AS : Di negara saya pesawat terbang udah dapat mencapai ketinggian sama dengan matahari.
Jerman + indo : Ah...masaa...??? AS : Hee...he..dibawah-bawah itu sedikit...
Jerman + Indo : Oooo...gitu....mmmm Jerman :
Di negara saya mobil udah bisa lari dengan kecepatan 100 km/mnt
AS+ Indo : Hahh..masa'....iya...???
 Jerman : Hee...dibawah-bawah itu sedikit...
AS + Indo : Ooo..hmmm...iya... ya
 Indonesia: Di Indonesia seorang wanita dapat melahirkan dari lubang pusarnya...
AS + Jerman : Hahh...gile...yang benar....!!!
Indonesia: emmm...dibawah-bawah itu sedikit....

Obsesi Penyanyi

Seorang dokter kaget ketika masuk halaman belakang sebuah rumah sakit jiwa , karena dia mendengar ada orang bernyanyi. Setelah dia cari ternyata suara seorang pasien rumah sakit jiwa tersebut. Cuma anehnya, si pasien menyanyikannya dengan tidur telentang. Dengan heran sang dokter terus mengamati pasien tersebut. Dia berpikir, sepertinya si pasien sudah sembuh. Lebih kaget lagi, kemudian pasien tersebut tengkurap dan menyanyikan lagu yang lain.
 Karena penasaran, dokter menghampiri sang pasien dan bertanya, "Hai, mengapa kamu tadi menyanyi dengan tidur telentang dan sekarang tengkurap?"
 Dengan kalem si pasien menjawab, "Ya Dok, karena tadi side A , sekarang side B."